Ada beberapa jenis tarian barong di pulau bali,yaitu :
- Barong ket
- Barong bangkal
- Barong gajah
- Barong Asu (anjing)
- Barong Landung
- Barong brutuk
- Barong macan
Jika anda menonton pementasa barong,anda akan disuguhi gending pembukaan. Ceritanya sebagai berikut :
Barong dan kera sedang berada dalam hutan yang lebat. Lalu datanglah 3 orang yang bertopeng yang beradegan sedang membuat keributan dan kerusakan hutan. Kemudian mereka bertemu dengan kera. akan tetapi kera memotong hidung salah satu 3 orang bertopeng tersebut.
Setelah pembukaan selesai,cerita mulai memasuki babak pertama. Tari barong dan keris ini memang disajikan dalam bentuk drama tradisional,tetapi diselingi dengan unsur humor.
Babak pertama :
Dua orang penari muncul,dimana mereka adalah pengikut rangda. Mereka sedang mencari pengikut dewi kunti yang sedang dalam berjalanan mencari patihnya. Dua oarang pengikut rangda ini adalah laki-laki,sedangkan pengikut dewi kunti adalah perempuan.
Babak kedua :
Pengikut dewi kunti pun tiba,lalu salah seorang pengikut rangda berubah menjadi setan. Orang ini kemudian memasukan roh jahat kepada pengikut dewi kunti.Akibatnya pengikut dewi kunti ini pun menjadi marah. Keduanya bersama-sama menemui patih dan menghadap dewi kunti.
Babak ketiga :
Muncullah dewi kunti dan ankanya sahadewa. Dewi kunti telah berjanji kepada rangda untuk menyerahkan sahadewa sebagai korban. Sebenarnya dewi kunti tidak sampai hati tega mnyerahkan anaknya begitu saja. Akan tetapi setan ( semacam rangda) memasukan roh jahat kepadanya,sehingga dewi kunti menjadi marah dan hendak menyerahkan anaknya kepada rangda serat memerintahkan patihnya untuk membuang sahadewa ke hutan. Sang patih pun tak luput ke masukan roh jahat oelh setan tersebut. Sehingga ia membuang sahadewa ke hutan dan mengikatnya di depan istana sang rangda.
Babak keempat :
Pada babak ini diceritakan bahwa dewa siwa turun ke bumi,memberikan keabadian kepada sahadewa.
Keabadian ini rupanya tak diketahui oleh rangda. Ketika rangda datang untuk mengkoyak-koyak sahadewa,tetapi rangda tak bisa. jangkan mengkoyak,membunuh pun tak mampu. Hal ini dikarenakan kekebalan yang dianugrahi oleh siwa. Kemudian rangda menyerah kepada sahadewa dan memohon untuk diselamatkan sehingga rangda bisa masuk surga. permintaan ini pun dipenuhi oleh sahadewa dan rangda pun masuk surga.
Babak kelima :
Kalika adalah seorang pengikut rangda. Ia menghadap sahadewa. Akan tetapi terjadi penolakan dan penolakan ini menimbulkan perkelahian. Dalam perkelahian itu kalika berubah menjadi babi hutan. Walaupun dalam perkelahian tersebut kalika berubah menjadi babi hutan,sahadewa tetap dapat mengalahkan kalika. Kemudian kalika berubah menjadi burung dan kembali melawan sahadewa. Sekali lagi sahadewa dapat mengalahkan kalika. Setelah berubah menjadi burung dan tetap kalah,akhirnya kalika berubah menjadi rangda. Karena rangda sangat sakti,maka sahadewa tidak dapat mengalahkan rangda. Lalu sahadewa memutuskan berubah menjadi barong. Kesaktian barong sama kutanya dengan rangda. Sehingga tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. Namun perkelahian antara barong (kebaikan) melawan rangda (kebatilan) terus berlangsung hingga sekarang. Hanya saja wujudnya tidak seperti barong dan rangda. wujud perkelahian ini adalah kebaikan melawan kejahatan/kebatilan. Kemudian muncul para pengikut barong,dan masing-masing membawa keris. Maksud kedatangan pengikut barong ini adalah untuk membantu barong melawan rangda. Akan tetapi pasukan keris ini tak ada yang bisa melumpuhkan rangda hingga pengikutnya tak sadarkan diri. kemudian barong menyelamatkan pengikut-pengikutnya hingga mereka bangun kembali.
Demikianlah cerita tentang pementasan tari barong. Kejahatan dan kebaikan selalu berdampingan di hidup ini.